Manejment Energi Listrik
INSTALASI LISTRIK DARI PUSAT
BEBAN
A. INSTALASI LISTRIK GENERATOR
Generator yang umumnya digunakan dalam pusat
listrik adalah generator singkron tiga fasa. Pada ujung-ujung kumparan stator
dari generator singkron dihubungkan ke penjepit pada generator sehingga ada 6
penjepit, umumnya diberi kode R S T dan U V W. karena umumnya generator
singkron dirangkay membentuk Y maka ketiga penjepit U V W dihubungkan jadi 1
sebagai titik netral, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1
Ket
G : Generator, TSU : Transformator Step Up (Peneaik tegangan), PMS : saklar
pemisah, PMT : pemutus tegangan.
Titik netral generator kebanyakan tidak
ditaahkan apabila ditanahkan umumnya melalui impedansi untuk membatasi besarnya
arus gangguan tanah agar cukup untuk menggerakkan relai proteksi.
B. REL (BUS BAR)
Semua generator dalam pusar listrik meyalurkan
energinya ke rel pusat listrik. Demikian ula semua saluran yang mengambil
maupun yang mengirim energy dihubungkan ke rel ini.
a)
Rel Tunggal
Rel
ini adalah susuna rel paling sederhana dan paling murah, rel tunggal sebsiknys
hanya digunakan pada pusat listrik yan tidak begitu penting perannya dalam
system.
b)
Rel Ganda dengan satu PMT
Rel
ganda biasanya dilengkapi dengan PMT (pemutus tegangan) beserta PMS-nya yang
berfungsi untuk menghubungkan rel 1dan rel 2. Dngan adanya rel ganda instalasi
dapat dihubungkan ke rel 1 dan rel 2, jika salah sat pembangkit pindah rel maka
PMT-nya harus dibuka. Setelah selesai melakukan pemindahan posisi PMS, barulah
PMT dimasukkan, untuk unit pembangkit, pemasukan PMT harus proses sinkronisasi.
c)
Rel Ganda dengan dua PMT
Seperti
dengan rel ganda dengan1 PMT, namun ntuk pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2
dapat dilakukan tanpa pemadaman, tidak seprti pada ral ganda 1 PMT, hal ini
terjai karena rel ganda ini mempunya 2 PMT, yang masing-masing rel memiliki 1
PMT.
d)
Rel dengan 1 1/2 PMT
Pada
dasarnya rel dengan 1 ½ adalah rel ganda dengan 3 buah PMT diantara 2 rel
tersebut. Jika rel A diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2 dan seterusnya,
maka rel B juga akan diberi identifikasi PMT B1, PMT B2 dan seterusnya, hal ini mempuyai
keandalan paling tinggi dapat dilihat sebagi berikut :
·
Apabila Rel A mengalami gamguan
Dengan
membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya, daya tetapbisa disalurkan secara
penuh.
·
Apabila rel B mengalami
gangguan
Dengan
membuka semua PMT bernomor B beserta PMS-nya, daya tetapbisa disalurkan secara
penuh.
·
Apabila Rel A dan Rel B
mengalami gangguan
Dengan
membuka semua PMT bernomor A dan bernomor B beserta PMS-nya, daya tetapbisa
disalurkan walauun dengan fleksibel pembebanan yang berkurang.
C.
SALURAN
KABEL ANTARA GENERATOR DAN REL
Hubungan antara generator
dan rel biasanya dengan menggunakan kabel pada system khusus dalam tanah dan
apabila berada di atas tanah diletakkan pada ak penyangga abel yang melindungi
kabel secar mekanis.perlindungan mekanisyang dimaksud adalah untuk mencegah
kerusakan ada kabel yang dapat menimbulkan ganggua, yang dapat merusak kabel
antara generator denag rel yang dapat menimbulkan pemadaman pasokan daya
listrik.
Pada titik netral dari
generator umumnya dihubung bintang sehingga untuk generator kecil dengan
kapasitas dibawah 5 MVA, umumnya titik netral generator tidakditanahkan.
D. JENIS-JENIS SAKLAR
Saklar berfungsi
emutuskanrangkaian listrik. Semakin tinggi tegangan yang digunakan makan
semakin sulit proses pemutusan rangkaian listrik yang dihadapi
Dalam rangkaian listrik dengan tegangan diatas 1,5
kV saklar dibedakan menjadi 3 jenis:
·
Pemutus Beban (PMB)
Pemutus tenaga dalam bahasa inggris disebut ‘Load
Break Switch’ (LBS). pemutus beban (PMB) adalah saklar yang hanya mampu memetus
gangguan arus sebesar arus beban
·
Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga dalam bahasa inggris disebut ‘circuit
breaker’ (CB). Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang mempu memutus arus
gangguan (hubung singkat).
·
Pemisah (PMS)
Insulating (disconnecting) switch, hanya boleh
gioprasikan tanpa arus. Hal ini diperlukan untuk keselamatan kerja.
Proses
terjadinya busur listrik dalam saklar
Pada umumnya terdapat kontak jalan ( KJ ) dan kontak
tetap ( KT ), jika jarak antara KT dan KJ semakin besar, maka kut medan listrik
antara KJ dan KT semakin turun karena kuat medan listrik
E = V/d
Diana V : beda potensial tegangan amtara KJ dan KT
D : jarak antara KT dan KJ
E.
MEKANISME
PEMUTUSAN TENAGA ( SWITCHCHANGEAR)
penutupan dan pembukaan
PMT memerlukan gerakan mekanis yang cepat yang tegas, tidal boleh lambat dan
ragu-rag. Hal ini disebabkan apabila gerakan ini ;ambat dan ragu-ragu
prosespemutusan busur listrik akan mengalami kegagalan.
Motor untuk menggerakkkan
pegal pegal harus berupa motor arus searah yang digerakkan oleh baterai aki.
Hal ni arena dalam keadaan gannguan seringkali pasokan teganangan bolak-balik
dalam gedung diantara PMT berada hilang sehingga motor pengisi pegas tetap
dapat berfungsi dengan pasokan energy yang dipasoki oleh baterai.
F.
INSTALASI
PEMAKAIAN SENDIRI
Setiap pusat listrik
memerlukan energy lstrik untuk pemakaian (di dalam pusat listrik) senditi yaitu
:
a)
Lampu penerangan,
b)
Penyejuk udara
c)
Menjalankan alat-alat
bantu unit pembangkit, seperti : popmpa air pendingin pompa minyak pelumas,
pompa transfer bahan bakar, mesin pengankat dan bahan lain-lain.
d)
Alat-alat dan mesin
pembengkel yang memerlukan unsur pendukung memeliharaan dn perbaikan pusat
listrik.
e)
Pengisian aki yang
memerlukan sumber arus searah bagi pusat listrik.
G. PEMBUMIAN BAGIAN-BAGIAN INSTALASI
Bagian-bagian yang
dibumikmikan itu adalah bagian-bagian yang terbuat dari logam (penghantar) dan
berdeatan (hanya dipisahlan oleh isolasi listrik) denan bagian isntalasi yang
bertegangan : generator, saklar-saklar, kabel, rel dan kumparan transformator.
Bagian-bagian yang perlu
dibumikan, misalnya : badan (body) generator, badan transformator, kerangka
kaki penyangga kabel, kerangka besi penyangga rel, dan panel.
Denagn melakkan pembumian
bagian-bagian instalasi tersebut, maka potensial bagian-bagian instalasi ini
akan selalu sama dengan potensial bumi sehingga apabila disentu manusia tidak
akan berbahanya.
H. SISTEM EKSITASI
Pada gamar diatas
memperlihatkan rangkaian lstrik eksitsasi dari generator besar ( diatas 50 MVA)
dengan memnggunakan dua tingkat generator arus penguat ( exciter). Generator
penguat pertama adalah generator arus searah berpenguatan shunt yang kemudian
menghasilkan arus penguat bagi generator penguat yang kedua.. generator Eksitasi
adalah generator yangdiambil dayanya.
I.
SISTEM
PENGUKURAN
besaran
yang diukur pada generator secara umum adalah sebagai berikut:
a) Tegangan
Tegangan yang diperlukan
untuk menjaga mutu penyediaan tenaga listrik tdak boleh terlalu rwnda dan untuk
menjaga jangan sampai merusak isilasi, tegangan yang diperlukan tidak boleh
terlalu tinggi.
b) Arus
Arus yang diperlukan
untuk mengamati parubahan berbagai alat, janagn sampai pengalami pembebanan
lebih.
c) Daya
Aktif
Daya aktif diukur dalam
kW dan MW, ini berhubungan dengan kumparan penggerak generatopr dan pengaturan
frekuensi.
d) Daya
Reaktf
Daya reaktif diukur
dalam kVAR dan MVAR. Pengukuran ini berkaitan dengan kemampuan generator
penguat (eksesii) dan pengaturan tegangan
e) Energi
Listrik
Energy listrik diukur
dalam kWH dan MW. Diperlukan karena untuk menyusun neraca energy yang berkaitan
dengan pemakaian bahan bakar.
f) Susut
Fasa Cos p
Alat ukur ini
menunjukkan keadaan langging atau leanding sehingga dapat selalu diketahui
apakah generator memproduksi atau menyerap daya reaktif.
g) Frekunsi
Pengukuran frekuensi
diperlukan untuk memparalelkan generator dan apabila sudah selesai, pengukuran
frekuensi diperlukan untuk menjaga mutu penyediaan tenaga listrik.
Komentar
Posting Komentar